Sabtu, 16 September 2017

Untukmu, Alsyi-ku

Untukmu, orang yang akan menjadi istriku, Mungkin kamu tidak pernah tau bagaimana bahagianya mengetahui maksud baikku disambut baik jawabanmu, aku harap itu bukan paksaan. Aku harap, dari setiap jawabanmu itu, kamu sudah menimbang apa yang aku miliki sekarang, apa yang aku jaga sekarang, dan apa yang sedang aku usahakan sekarang. Aku harap, kamu mengerti dengan sangat jelas bagaimana kondisiku yang belum mapan, sehingga jawaban baikmu itu bisa terungkap.

Untukmu, makmumku. Aku bukanlah orang kaya. Aku memang ingin kaya, tapi aku belum jadi orang kaya saat ini. Aku bermimpi ingin ini, ingin itu, ingin segala hal. Aku juga manusia biasa yang haus banyak hal. Bukan tidak mau, hanya aku belum mampu. Aku harap kamulah seseorang yang akan mengerti hal itu. Bahkan ketika tidak ada seorangpun yang mengerti. Kebahagiaan yang Allah beri, bukan melulu soal kaya, tapi mungkin juga untuk hal yang sederhana.

Sayangku, Aku bukan orang yang selalu benar. Ketika aku salah, ingatkanlah aku. Sebagaimana aku akan mengingatkanmu. Mengingatkan bukanlah hal yang sulit, tapi mengingatkan dengan menjaga rasa hormat terhadapku akan berbeda. Ya, Akan sangat berbeda. Bisakah demikian? Aku yakin bisa.

Aku ingin kita berjuang, bersabar, dan berusaha untuk bisa hidup lebih baik, dan hidup yang di Ridhai Allah. Karena kelak akan banyak cobaan yang membentur apa yang sudah kita bangun, mungkin dari dalam, mungkin dari luar. Percayalah, Allah bersama kita.

Wanitaku, Bersyukurlah dengan apa yang aku dapatkan, karena apa yang aku dapatkan tentu hal yang terbaik yang Allah berikan. Sesungguhnya Allah sudah menjamin rezeki bagi hamba yang berumah tangga. Kamu pasti tau hal itu. Doronglah aku untuk maju, karena jika kau mendorongku untuk jatuh, tidak seorangpun bisa membayangkan betapa sedihnya aku, bahkan kamu, kecuali aku dan Allah yang tau. Aku, dengan segenap hal yang Allah fitrahkan kepadaku, aku akan berjuang.

Sayang, Aku paham kita masih muda, jika Allah menghendaki, umur kita masih akan sangat panjang untuk belajar banyak hal, mendekatkan diri dengan-Nya, dan juga bersabar. Ketika saatnya Allah menitipkan anak-anak yang berharga, insha Allah kita bisa mendidiknya dengan kesiapan dan ridha dari Allah.

Dari sekian kisah yang aku pernah jalani, pada akhirnya aku akan tiba disebuah kisah, ketika kamu dan aku melebur menjadi kita, dalam ikatan yang halal, aku percaya, inilah yang terbaik yang Allah berikan.

Selepas pukul 8 di 17 september ini, Terimalah aku menjadi imam-mu,
Alsyiku

0 komentar:

Posting Komentar

Sebagai manusia normal, gue masih banyak kekurangan. apabila ada kritik ataupun saran silahkan disampaikan disini. dengan catatan: harus sopan :)