Sabtu, 03 Januari 2015

Lebih dari sebuah kata terimakasih



Ayah 
Terimakasih gue kepadanya karena sudah membuat gue paham kalau pekerjaan di PLN itu bukan hal yang mudah sehingga gue paham dan ga merengek terus setiap mati listrik. Terimakasih karena menginspirasi gue untuk belajar masak sebagai kebutuhan darurat. Terimakasih telah mengajarkan gue untuk terus membangun komunikasi yang baik kepada lingkungan. Terimakasih karena sudah bersikeras membuat pendidikan formal gue lebih tinggi darinya. terimakasih telah mengajarkan gue cara masak nasi yang benar dan pas. Terimakasih karena berkatnya gue bisa membedakan barang mana yang gue butuhkan dan barang mana yang gue inginkan ketika belanja. Terimakasih karena sewaktu kecil setiap membangunkan gue selalu bernyanyi 'Ibu Pertiwi' di dekat telinga gue sehingga setiap bangun tidur nyanyian itu masih terngiang sampai sekarang. Terimakasih karena tetap tersenyum dan membuat yakin bahwa ia masih mampu membiayai gue meskipun ia tau pendidikan tinggi itu mahal, dan meskipun ia tau gue sudah bukan anak kecil lagi yang percaya dengan mudah melihat kalimat ekspresifnya. 

Ibu 
Terimakasih kepadanya karena selalu mengkhawatirkan gue walaupun jarak hanya berbeda selangkah. Terimakasih karena tetap memegang tangan gue untuk membawa gue menyeberangi jalan, meskipun ia tau kalau gue bisa menyebrang sendiri bahkan berbalik mencoba membawanya menyeberangi jalan dan ia menolak. Terimakasih karena membuat gue sadar bahwa keletihan yang gue alami ditiap hari
nya tidak sebanding dengan apa saja yang ia lakukan dihari tersebut. Terimakasih telah membuat gue rindu masakan rumah. Terimakasih karena telah merapihkan rambut gue dengan bakatnya mencukur rambut. Terimakasih karena masih mau mencukur bulu ketiak gue tanpa rasa jijik. Terimakasih karena telah mengajarkan cara mengatur keuangan yang baik. Terimakasih karena bersedia terjaga walaupun larut malam ketika gue sedang sakit walaupun hanya sekedar menunggu waktu gue minum obat. Terimakasih telah mengajarkan gue bahwa keluarga adalah nomor satu. Terimakasih karena telah menjadi orang yang tangguh.

Abang
Terimakasih telah membuat gue mengenal bagaimana kondisi hidup menjadi orang dewasa. Terimakasih telah mengajarkan gue untuk terus memiliki jiwa kompetitif. Terimakasih telah rajin menyampaikan kritik tanpa ragu. Terimakasih telah menjadi teman dan terkadang memerankan sikap orang tua yang baik didepan gue, diluar posisinya sebagai kakak. Terimakasih telah memberi contoh bagaimana bersikap sebagai orang dewasa. Terimakasih telah mengenalkan dimana saja tempat makan yang nikmat. Terimakasih atas dorongannya dalam hal apapun. Terimakasih karena mau menikmati masakan gue yang alakadarnya. Terimakasih telah mau berbagi pengalaman yang mungkin berharga untuk gue ketahui.


Terimakasih,

0 komentar:

Posting Komentar

Sebagai manusia normal, gue masih banyak kekurangan. apabila ada kritik ataupun saran silahkan disampaikan disini. dengan catatan: harus sopan :)