Minggu, 29 Mei 2016

Manusia dan tiga fase dalam hidupnya.




Manusia dan tiga fase dalam hidupnya. memutuskan, menerima, dan menikmati. Manusia, Sebelum memutuskan sebuah pilihan, pastikan bahwa ia bisa melewati fase setelahnya, fase menerima keadaan. Kelak, fase menikmati akan tumbuh dengan sendirinya. Fase menerima bak pupuknya dan waktu adalah airnya. Menikmati adalah aktivitas yang hadir di atas ketenangan. Dengan menerima, manusia berusaha mengundang rasa tenang. Dengan belajar menerima, manusia belajar untuk satu langkah belajar lebih sok dewasa. Dewasa dan fase menerima adalah dua hal yang berkaitan. Karena ketika dewasa kita dituntut bisa memutuskan sesuatu. Walau itu pahit untuk diri sendiri. Jika sudah mampu memutuskan sesuatu, maka kita harus mampu menerima apapun yang terjadi setelahnya. Bahkan jika itu lebih pahit dari sebelumnya. Kadang kita benci ada disatu titik untuk memilih, karena selamanya kita akan benci memilih. Kita adalah manusia, yang kaya akan keinginan dan harapan. Aku begitu, semua orang begitu. Kita adalah makhluk, yang jika ditanya kita akan jawab bahwa kita ingin memiliki segalanya. Kelak manusia akan ada di satu titik dimana ia tidak bisa memiliki segalanya. Tapi ia bisa menikmati segalanya. Ya, hanya menikmati sendiri dan berilusi. Benar. Ia tidak bisa memiliki segalanya, tapi Ia bisa menikmati segalanya, memiliki satu keinginannya, dan menikmati hal lain cukup dengan melihat, mendengar, atau menghirupnya. Atau mengingatnya. Akan hadir jika saatnya, dimana manusia memiliki pilihan-pilihan sulit, maka gunakanlah perasaan, seimbangkan dengan logika. Jelas untuk itulah kita disebut sebagai makhluk yang paling sempurna. Pilihan adalah tentang si beruntung yang terpilih, dan si kurang beruntung yang tidak dipilih. Tidak masalah kepada siapa yang tidak terpilih, bermasalahlah jika ia tidak bisa menerima apa yang telah ia pilih.

Kelak kita akan belajar bagaimana caranya memutuskan, kita belajar menerima, dan belajar menikmati. Tidak ada yang salah atas segala keinginan yang seorang manusia miliki, karena lebih baik begitu daripada hidup tanpa keinginan. Manusia tidak bisa memiliki segalanya, tapi diizinkan memimpikan segalanya. Manusia, Dewasa, dan fase menerima. Memang begitulah seharusnya sejak awal. Aku memilih setia pada fase menerima. Karena aku rindu bagaimana menikmati hidup seperti sebelumnya, lima bulan sebelum ini semua bermula. Aku memutuskan untuk 'sudah'. Rasaku tidak berubah, aku hanya lelah. Aku memutuskan sesuatu yang bertentagan dengan keinginanku. Bukan karena rasa yang hilang, tapi karena aku sayang. Aku hanya memutuskan pilihan, bukan karena aku bijaksana, tapi karena aku ingin kau bahagia. Aku, kau, dan dia. Kita adalah manusia, yang penuh harap, doa, dan rasa percaya. Aku bisa dan yakin percaya, kita semua manusia yang handal menerima. Bahkan dalam setiap doa, tersirat harap, agar semua segera baik-baik saja.

Untukmu wahai hawa kagumanku,
Aku, seorang manusia yang lelah selalu merasa tidak terima. Kini aku terima. Karena alasanku menerima keadaanmu adalah kamu. Aku memutuskan pilihan, aku memilih untuk tidak terpilih, karena alasanku adalah kamu. Berbaik-baiklah dengan ia yang selalu ada disana. Berbahagialah hawaku.

Salam menerima,
Dari pengagum kecilmu
Seorang Manusia


0 komentar:

Posting Komentar

Sebagai manusia normal, gue masih banyak kekurangan. apabila ada kritik ataupun saran silahkan disampaikan disini. dengan catatan: harus sopan :)