Selasa, 21 Februari 2017

The Time has come. That we must be apart.



[Gue baru sadar gue pernah ngetik ini dan belom ke publish, jadi ini Edisi #dibuangsayang gaes. Buat yang lagi baru-baru putus, mungkin bisa paham kenapa dulu gue ngetik ini sih. harusnya. hahay. Selamat menikmati dengan santai]

--

Malam ini tiba-tiba gue memandangi jam didalam laptop renta gue dengan cukup lama. ditengah waktu yang gue curi ketika sedang mengerjakan tugas akhir, menjodohkan kalimat dengan kalimat lain menjadi sebuah paragraf, menggenggam mouse gue dengan mesra. lalu gue mendengar serangga malam yang juga berbalas mesra dengan serangga malam lain. setelah gue sadar, barulah gue paham kenapa gue memandangi jam itu cukup lama. Gue sadar(lagi) betapa menyeramkannya hidup. ya. sangat menyeramkan ketika kita merasa sendiri setelah sekian lama kita merasa tidak sendiri.


Beberapa hari lalu atau lebih tepatnya minggu lalu, gue ikut dengan sodara dan nyokap ke sebuah mal baru yang cukup megah. kala itu jadwal lagu-lagu lawas dimainkan ala live music. setelah sempat membeli beberapa cemilan rasanya sudah cukup untuk gue mulai mencari tempat yang nyaman lalu membuka buku disana. ditengah-tengah acara berdendang sebuah lagu dengan lirik-lirik yang kian tajam bagi seseorang yang tengah diam. diam diantara suara-suara lantang yang menembaki telinga dari beberapa pelantang.

"The time has come. That we must be apart. The memory is still in my mind"

lalu gue memutuskan untuk menikmatinya memenuhi pikiran. dengan nada-nada yang dirakit indah menemani lirik-lirik selanjutnya. Bahasa Inggris gue kacrut, kacrut se kacrut-kacrutnya. setidaknya dalam lirik-lirik bermakna tajam seperti ini, gue bersyukur masih dapat mengerti. mengerti bahwa memang benar waktu akan datang menjemput apapun. tidak selamanya seseorang merasa sedih seperti yang drama Endless love sajikan. tidak selamanya rasa bahagia mendampingi kita. Waktu juga telah menunjukan, bahwa tidak selamanya orang yang kita sayang dan pertahankan bersedia bernego dengan waktu. yang gagal bernego, lantas pergi meninggalkan duka yang dalam namun tetap berdiri kenangannya. gue kehilangan orang-orang yang gue sayang sejak kecil seperti pernah gue ceritakan dalam cerita-cerita di blog. kehilangan terjadi tidak jarang pada kasus yang lain, kasus dimana kita memutuskan untuk menyudahi hubungan yang melibatkan perasaan dengan ia yang begitu mempesona dalam hidup kita. "Pada saatnya kita akan berpisah. dengan sebuah kenangan yang sudah ditanam bersama", kalimat itu benar. sejak memulai hubungan, kita sadar bahwa kita tidak bisa menebak perpisahan. perpisahan yang berhasil adalah yang melibatkan duka. itu karena usia atau takdir yang memutuskan kita untuk berpisah. perpisahan yang tidak berhasil adalah yang terjadi ditengah hubungan. Sekian lama percaya bahwa waktu menjadi patokan keberhasilan sebuah hubungan, ternyata bukan. beberapa waktu lalu, gue dan ia baru saja sepakat bahwa cerita yang kami buat bersama bertahun-tahun tampaknya harus selesai. lalu kami melanjutkan hidup masing-masing, meletakan cerita yang pernah kita buat bersama lalu menulis cerita baru yang lebih indah. Setidaknya, ia telah lebih dulu memulai ceritanya. sementara gue masih sibuk mencari tempat yang tepat untuk menyimpan cerita dengannya. cerita yang gue sendiri tidak bisa lupakan, cerita yang belum bisa gue simpan hingga sekarang. gue berhenti berpikir, lalu mendengarkan lagu itu kembali.

"why do you love me. so sweet and tenderly. I do everything. to make you happy"

Anak umur 20 tahun yang puber dini, ngomongin cinta yang patah. agak sedikit menggelikan namun cukup hangat dalam lingkungannya. dalam hubungan yang pernah gue dan ia jalani, nampaknya kita saling membuat kebahagiaan. seperti bermain puzzle bersama, kita saling mengisi kekosongan, kebahagiaan. namun sering kita melakukan kesalahan yang seharusnya dapat kita selesaikan dalam hampir 4 tahun ini. gue tidak belajar banyak mungkin seperti yang ia harapkan. lalu ia pun melakukan hal serupa. dalam situasi yang memanas, semua tidak terkontrol. sebuah jalan yang akhirnya diambil menjadi buntut kehilangan. kita saling menghilangkan puzzle masing-masing, sebuah puzzle yang harusnya dapat melengkapi apa yang kurang.

Gue memutuskan untuk terus membaca, ditemani kenangan yang terseret lirik-lirik lawas, Koes Ploes, sambil meresapi kata demi kata, gue memutuskan untuk memulai cerita baru. Ya, masih banyak tinta yang bisa gue habiskan untuk cerita lain.

0 komentar:

Posting Komentar

Sebagai manusia normal, gue masih banyak kekurangan. apabila ada kritik ataupun saran silahkan disampaikan disini. dengan catatan: harus sopan :)